اَللَّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تَحُلُّ بِهَا عُقْدَتِي وَتُفَرِّجُ بِهَا كُرْبَتِي وَتُنْقِذُنِي بِهَا مِنْ وَحْلَتِي وَتُقِيْلُ بِهَا عَثْرَتِي وَتُقْضَي بِهَا حَاجَتِي
Allāhumma shalli wa sallim ‘alā sayyidina wa maulānā Muḥammadin shalātan taḥulllu bihā ‘uqdatī watufarriju bihā kurbatī watunqidzunī bihā minwaḥlatī watuqīlu bihā ats-ratī wa tuqdhī bihā ḥājatī.
Ya Allah, limpahkankan shalawat dan salam-Mu kepada junjungan dan tuan kami Nabi Muhammad ﷺ sebenar-benar shalawat yang dapat melepaskanku segala ikatan kesulitan, menepis segala kesedihanku, menyelamatkanku dari lumpur yang menjerumuskan, membangkitkan diriku dari keterpurukan, dan mengkabulkan hajat-hajatku.
Penjelasan
Shalawat ini dicantumkan oleh As-Syaikh Muhammad As-Sanusi dalam kitab AI-Mujarrabat karya beliau di situ dia mengatakan: "Barang siapa mempunyai suatu hajat kepada Allah ﷻ, atau dia berada dalam suatu kesusahan, atau tertimpa suatu musibah, maka dia bangunlah di tengah malam dan berwudhulah dengan sempurna, kemudian dia lakukanlah shalat sunnah dua rakaat dengan membaca sesudah Al-Fatihah surah yang mudah bagi dirinya dan setelah salam, dia masih tetap menghadap ke kiblat serta memberikan Shalawat atas Rasulullah ﷺ dengan kalimat Shalawat ini, maka jika dia berniat dengan amal itu untuk meminta agar hajatnya dikabulkan Allah ﷻ, maka hajat yang dimaksudnya itu akan dikabulkan Allah ﷻ, begitu pula halnya dengan suatu musibah atau kesusahan, maka dia akan dilepaskan oleh Allah ﷻ daripadanya." Wallahu a'lam bishawab.